Minggu, 12 Mei 2013

Komplek Perkantoran di sekorat Lanud sulaiman

SEJARAH KANTOR POS DI INDONESIA 1602 -1795 Pos di bawah VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) VOC Kedatangan Belanda di Indonesia menandai dimulainya hubungan pos antara kedua negara. Pada 1656, Cornelis de Houtman membawa surat dari Raja Belanda kepada Raja Banten dan Batavia. Pada tahun 1746, Kantor Pos pertama didirikan di Batavia oleh Gubernur Jenderal GW Baron Van Imhoff untuk tujuan menjamin keamanan yang lebih baik dalam penanganan surat. Empat tahun kemudian sebuah Kantor Pos didirikan di Semarang. 1808-1811 Pos di bawah Administrasi Perancis Pada tahun 1809, Jalan Pos Besar (Groote Postweg), membentang 1.000 km dari Anyer sampai Panarukan, diselesaikan oleh Gubernur Jenderal Daendels. Sebuah rute surat membentang dari Anyar ke Batavia melalui Serang dan Tangerang. Sepanjang rute ini ada 14 stasiun surat. Antara 1810 dan 1832, Kantor Pos didirikan di Anyer, Serang, Batavia, Bogor, Cianjur, Cirebon, Indramayu, Tegal, Pekalongan, Semarang, Jepara, Rembang, Tuban, Gresik, Surabaya, Pasuruan. Delapan Kantor Pos terletak di Keresidenan Banten, Sementara itu, di Karesidenan Parahiyangan ada 24 pos, 12 di Keresidenan Tegal dan 7 di Keresidenan. Biaya pengiriman surat adalah 5 ketip, dan biaya mengirim paket 10 ketip. 1811-1814 Post di bawah Inggris dan Thomas Stamford Raffles Periode ini memperkenalkan sistem pos Inggris, di mana surat itu prabayar. Jika tidak dibayar di muka oleh pengirim, maka surat itu dicap dan penerima akan diminta untuk membayar. Periode ini juga melihat pengenalan lotre (apa yang kemudian dikenal sebagai First Java Lottery) untuk membayar pemeliharaan jalan pos. 1814 -1942 Pos Hindia Belanda Pada tanggal 12 September 1818, aturan diperkenalkan untuk pembayaran jasa pos dengan menggunakan uang lokal, duit, 4 setara dengan 1 ketip. Antara 1810 dan 1832, Kantor Pos didirikan di Anyer, Serang, Batavia, Bogor, Cianjur, Cirebon, Indramayu, Tegal, Pekalongan, Semarang, Jepara, Rembang, Tuban, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan Besuki. Kemudian, antara tahun 1835 dan 1845, Kantor Pos dibangun di Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Magelang, Salatiga, Madiun, Ngawi, Kediri, Bangkalan, dan Sumenep. Pada surat yang telah dibayar dicap dengan kata "franco," yang kemudian bermutasi menjadi "perangko," kata Indonesia hari ini untuk "stamp."Pada tahun 1871, jalan kereta api antara Weltrevreden (Gambir) dan Batavia (Batavia Kota) telah dikerjakan, sehingga 7 tahun kemudian surat sudah diangkut dengan kereta api. Jenis-jenis layanan pos juga diperluas, kendaraan bermotor mulai digunakan untuk pengangkutan kiriman antara Deli Tebingtinggi dan Tanjung Balai. Pada tanggal 1 Oktober 1924, 7 Fokker membuat perjalanan udara antara Schipol dekat Amsterdam ke Batavia. Ini menandai pertama kalinya di Indonesia bahwa surat itu dibawa oleh pesawat. 1945 Jawatan PTT Jawatan Pos, Telegraph dan Telepon (PTT) resmi dibentuk setelah terjadi pengambilalihan Kantor Pos Bandung oleh Milisi Pemuda PTT dari militer Jepang. Tanggal 1 Oktober 1946, Pemerintah Indonesia memperkenalkan mata uang Indonesia ("Oeang Repoelik Indonesia (ORI), yang disalurkan melalui Kantor Pos, di mana orang berkumpul untuk mengubah mata uang Jepang. Selama perjuangan kemerdekaan, pencetakan prangko Indonesia berlangsung di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Austria. 1961 PN Pos dan Telekomunikasi Jawatan PTT resmi mejadi perusahaan negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 240 Tahun 1961. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa Jawatan PTT itu kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). 1965 PN Pos dan Giro Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) mengalami pemecahan menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Hal ini bertujuan untuk mencapai perkembangan yang lebih luas lagi dari masing-masing badan usaha milik negara (BUMN) ini. Pemecahan PN Postel menjadi PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi ini memiliki legalitas hukum melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1965 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1965. 1978 Perum Pos dan Giro Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1978. Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, Perusahaan Negara Pos dan Giro berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro (Perum Pos dan Giro). Hal ini bertujuan untuk semakin mempermudah keleluasaan pelayanan pos bagi masyarakat Indonesia. Perubahan bentuk usaha dari sebuah perusahaan negara menjadi perusahaan umum ini pun disempurnakan lagi supaya bisa mengikuti iklim usaha yang sedang berkembang melalui keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1984 mengenai tata cara pembinaan dan pengawasan. 1995 PT Pos Indonesia (Persero) Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1995, Perum Pos dan Giro berubah menjadi PT. Pos Indonesia (Persero). Hal ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas dan kedinamisan untuk PT. Pos Indonesia (Persero) sehingga bisa lebih baik dalam melayani masyarakat dan menghadapi perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat persaingannya

Home industri

ini lah home industri boneka Banyak jenis boneka yang telah mereka hasilkan diantaranya boneka yang telah populer seperti boneka beruang, panda, boneka tokoh kartun, tempat tissue, sendal ataupun boneka yang mendadak populer seperti boneka shaun thesheep, bantal BBM atau yang lainnya. Kami pun baru mengetahui kalau di Bandung banyak terdapat industri kecil, industri rumahan boneka yang kapasitas prosuksinya bisa mencapai jutaan pcs perbulannya. Mungkin boneka juga bisa menjadi ikon baru dari kota Bandung dengan bertambah banyaknya masyarakat yang ikut menjadi pengrajin penghasil boneka. Karena Bandung saat ini belum mendapatkan ikon yang tepat. macam-macam boneka yg di produksi seperti :

Supermarket

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk ialah suatu perusahaan yang bergerak pada bisnis waralaba swalayan yang menjual barang-barang keperluan sehari-hari. Dengan trandmark Alfa. yang kini sahamnya dimiliki oleh PT. Sigmantara Alfindo. Untuk menembus pasar di perkampungan, Alfa meluncurkan Alfamart yang mempunyai saingan utama Alfa Supermarket (dibeli oleh Carrefour dan berubah menjadi Carrefour Express), Alfamidi, Alfa express, Indomaret dan Omi. Sejarah Alfa Supermarket 27 Agustus 1989, Alfa Supermarket didirikan dengan gerai pertama di Jalan Lodan, Ancol, Jakarta Utara dengan nama Toko Gudang Rabat Alfa. Oktober 2001, Alfa mulai menerapkan Customer Relationship Management dengan membentuk Alfa Family Club (AFC). AFC merupakan klub khusus dengan anggota para pelanggan ALFA di seluruh Indonesia. November 2001, Toko Gudang Rabat Alfa telah memiliki 25 gerai yang tersebar di 15 kota di Indonesia. Juni 2008, Alfa Supermarket berganti nama menjadi Carrefour Express. Alfamart 27 Juni 1999 Didirikan "PT Alfa Mitramart Utama (AMU)" dengan pemegang saham: PT Alfa Retailindo, Tbk = 51% , PT Lancar Distrindo = 49% 18 Oktober 1999, "PT.Alfa Mitramart Utama" didirikan toko pertama dibuka dengan nama "Alfa Minimart" di JL.Beringin Raya, Karawaci, Tangerang 1 Agustus 2002 Kepemilikan beralih ke "PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT)" dengan pemegang saham: PT HM Sampoerna, Tbk = 70% , PT Sigmantara Alfindo = 30% 1 Januari 2003 Nama "Alfa Minimart" berubah menjadi "Alfamart" Desember 2008 Jumlah gerai lebih dari 2750 Januari 2009 "PT Sumber Alfaria Trijaya" menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) Januari 2010 Jumlah gerai lebih dari 3500 Januari 2012 Jumlah gerai lebih dari 5000 ini adalah sejarah singkat mengenai alfamart

Peluang Kerja untuk SMK

Lowongan Operator Komputer / Sekretaris di Bandung Lowongan Operator Komputer / Sekretaris di Bandung Iklan Lowongan Kerja Oleh : Nama / Perusahaan: CV. Tri Karya Persada Kategori Loker : Secretary Lokasi: Bandung Kota Syarat Pendidikan: SMA/SMK/STM Gaji: Negosiasi Tipe Pekerjaan: Tetap Tanggal tayang : May 9, 2013 Logo cvtkp2012@gmail.com CV. Tri Karya Persada membutuhkan tenaga Operator Komputer / Sekretaris yang mampu bekerja secara full time. Tanggung Jawab Pekerjaan: - Melakukan perjanjian bertemu dengan client - Mengatur data-data - dll Persyaratan Pengalaman: - Keahlian: - Menguasai Microsoft Office - Dll Kualifikasi: - Wanita, - Usia 18 – 25 tahun - Jujur dan teliti - Komunikatif - berpenampilan menarik - Dll Follow Loker On : Follow Loker at Facebook Home Lowongan Data Entry Staff ( Marketing Support ) Lowongan Data Entry Staff ( Marketing Support ) Iklan Lowongan Kerja Oleh : Nama / Perusahaan: CYBER FUTURES Kategori Loker : Data Entry Lokasi: Jakarta Selatan Syarat Pendidikan: SMA/SMK/STM Gaji: Rp. 2.000.000 - Rp. 4.000.000 Tipe Pekerjaan: Tetap Tanggal tayang : May 8, 2013 Logo cyberfutures.hrd@gmail.com Iklan Sponsor Perusahaan yang bergerak dalam bidang JASA KEUANGAN ( Financial Service FOREX, INDEKS, COMMODITIES ) yang berlokasi di Jakarta Selatan, Izin Usaha sebagai Pialang Berjangka mulai tahun 2004 dari BAPPEBTI dan terdaftar sebagai anggota BBJ dan juga memfasilitasi transaksi kontrak multilateral maupun transaksi bilateral secara teratur, wajar, efisien, efektif dan transparan. Tanggung Jawab Pekerjaan: - Melakukan perjanjian bertemu dengan client - Mengatur data-data client - Membuat laporan perkembangan calon nasabah Persyaratan Pengalaman: minimal 6 bulan Keahlian: - Mampu berkomunikasi dengan baik dan jelas - Mampu menggunakan komputer - Bersedia mengikuti program pelatihan Kualifikasi: - Pria/Wanita, - Usia 22 – 35 tahun - Jujur dan teliti - Bertanggungjawab terhadap job desk - Berpenampilan rapi How To Apply: Kirimkan lamaran kerja anda melalui email kami : cyberfutures.hrd@gmail.com atau Mengirimkan CV anda langsung ke alamat : Jl. Jend Sudirman Kav 60, Menara Sudirman lantai 19C Jakarta Selatan 12190 U/P : Miss Ashley Wiguna (G2) Telp : 021-5222510 ext 123 Sumber info asli di www.loker.web.id

Kegiatan Kartini di SMK Angkasa 2

Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya). Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda. Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya. Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”. kita banyak mengadakan lomba-lomba diantaranya; 1. Menghias Tumpeng 2. Menghias Puding 3. Membuat Hantaran 4. Fashion Show Kebaya 5. Fashion Show Profesi 6. Lomba Paduan Suara kita melakukan apel pembuka

Sabtu, 04 Mei 2013

Surabi

Jalan2 ke Bandung rasanya ga lengkap buat saya kalo ga mampir makan Surabi...Semua orang pasti tau makanan yang satu ini, surabi. Biasanya udah akrab banget makan surabi yang polos hanya memakai air gula, dan juga yang hanya bertoping oncom. tapi sekatang ini udah banyak banget inovasi dari surabi seperti surabi pais yang satu ini. menu yang disajikan tentu aja surabi tapi yang membedakan dengan suabi lainya adalah topingnya, karena banyak banget topping nya, dari yang hanya bertopping oncom, telor, coklat keju sampai sosis mayonaise. wah kedengarannya aja udah kebayang kan nikmatnya. Harga, cukup murah di bawah sepuluh ribu untuk per porsi nya... pelayanan, agak sedikit lama sih karena rame dan masak surabinya agak lama...so sabar ya kebersihan, ya standard lahhh tapi cukup ok untuk standard kebersihannya

Perbankan

Sejarah BRI Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. Visi dan Misi Visi BRI Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
ANGKLUNG Sejak Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus, yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal atau tradisional. Namun karena bunyi-bunyian yang ditimbulkannya sangat merdu dan juga memiliki kandungan lokal dan internasional seperti bunyi yang bertangga nada duremi fa so la si du dan daminatilada, maka angklung pun cepat berkembang, tidak saja dipertunjukan lokal tapi juga dipertunjukan regional, nasional dan internasional. Bahkan konon khabarnya pertunjukan angklung pernah digelar dihadapan Para pemimpin Negara pada Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung tahun 1955. Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh Mang Ujo dan Erwin Anwar. Bahkan Mang Ujo telah membuat pusat pembuatan dan pengembangan kreasi kesenian angklung yang disebut ‘Saung angklung Mang Ujo” yang berlokasi di Padasuka Cicaheum Bandung. Salah satu program yang ia lakukan khususnya untuk mempertahankan kesenian angklung adalah memperkenalkan angklung kepada para siswa sekolah, mulai TK, sampai dengan tingkat SLTA dan bahkan telah menjadi salah satu kurikulum pada pada mata pelajaran lokal. Kini Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Jajana Tradisional Di Bandung

Cendol merupakan minuman khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras, disajikan dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Rasa minuman ini manis dan gurih. Di daerah Sunda minuman ini dikenal dengan nama cendol sedangkan di Jawa Tengah dikenal dengan nama es dawet. Berkembang kepercayaan populer dalam masyarakat Indonesia bahwa istilah “cendol” mungkin sekali berasal dari kata “jendol”, yang ditemukan dalam bahasa Sunda, Jawa dan Indonesia; hal ini merujuk sensasi jendolan yang dirasakan ketika butiran cendol melalui mulut kala tengah meminum es cendol. Tepung beras diolah dengan diberi pewarna berwarna hijau dan di cetak melalui saringan khusus, sehingga berbentuk buliran. Pewarna yang digunakan awalnya adalah pewarna alami dari daun pandan, namun saat ini telah digunakan pewarna makanan buatan. Di Sunda cendol dibuat dengan cara mengayak kukusan tepung beras yang diwarnai dengan daun suji dengan ayakan sehingga diperoleh bentuk bulat lonjong yang lancip di ujungnya. Di Sunda minum cendol disebut nyendol.